Jumat, 30 September 2011

Jurig Muara Tae

Muara Tae memang selalu menyediakan banyak cerita dan kejadian.  Hampir setiap orang yang ditugaskan membantu perjuangan masyarakat adat di sana mengalami berbagai kejadian. Kejadiannya pun begitu beragam, tak hanya cerita sedih, namun juga lucu, penuh semangat perjuangan bahkan ada juga yang menyeramkan. 

Naah dalam posting kali ini, kami mencoba menyajikan sebuah cerita personal mengenai keseraman dan suasana menakutkan yang rata2 dialami para sukarelawan yg ditugaskan di Muara Tae.  Cerita personal ini sepenuhnya dituliskan oleh salah seorang sukarelawan asal Bogor dalam blog pribadinya dengan judul Hantu Besi Meresahkan Muara Tae.

===================


Hari Jum’at...  “bagaimana tidur semalam, ada sesuatu gak?” tanya pak Asuy. Pertanyaan yang mengagetkan. Karena seolah beliau tahu apa yang terjadi semalam. “baik baik saja pak” jawabku spontan. “bagian pojok pondok ini terlalu maju” ucapnya sambil menunjuk ke tempat ku tidur semalam. “ini lintasan tempat mereka lewat... kita menutupi jalan mereka” tegasnya. “siapa mereka pak?” tanyaku mencari penegasan. “ya mereka.. hantu yang tinggal di hutan ini” jawab beliau datar tentang dunia lain.

Setahuku memang di kalangan masyarakat sini relatif mempercayai adanya kehidupan gaib. Yang ada pada mahluk hidup dan juga benda mati. Pada manusia, binatang, pohon besar, juga pada mandau, batu besar, gunung, pertigaan sungai,  atau yang lebih kompleks lagi seperti adanya perkampungan gaib. Begitu kelihatan erat hubungan antara mereka dengan kosmos. Terlihat dari adanya aturan dan norma yang mengatur hubungan mereka dengan hal-hal yang bersifat metafisik. Pelanggaran akan aturan akan ditanggapi serius. Karena dianggap dapat merusak keharmonisan hidup bersama. Hanya aku agak terkejut atas pertanyaan diatas... karena peristiwa semalam... wuiih.

Hutan Muara Tae...  malam jum’at...  bulan purnama... sudah beberapa hari ini kami berdua tidur di pondok jaga di tengah hutan. Kali ini tidak ditemani warga karena mereka sedang ada kesibukan di kampung. Aku coba tidur di pojok pondok bagian luar yang tidak berdinding, sementara temanku memilih tidur di dalam. Cahaya rembulan sebagian menerobos rimbunnya dedaunan, menambah dramatis siluet hitam batang pepohonan. Menciptakan suasana temaram dengan berbagai pola bayangan yang halusinatif. Merangsang memori otak akan pengalaman rasa takut tentang dunia metafisis yang abstrak. Membuatku terus terjaga... tiba tiba secara reflek aku berpaling ... ada suara yang begitu nyata di sela ranting dan dedaunan... ada sekelebat bayangan yang melayang turun dari atas pohon.. ... Juriiiiig...  teriakku keras...